FOLU Net Sink, Istilah ini sering digunakan dalam konteks pengelolaan lingkungan, khususnya terkait dengan upaya mitigasi perubahan iklim dan pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK). FOLU adalah singkatan dari Forestry and Other Land Use (Kehutanan dan Penggunaan Lainnya atas Lahan), yang merujuk pada sektor yang mencakup aktivitas-aktivitas terkait hutan, lahan pertanian, padang rumput, lahan basah, dan penggunaan lahan lainnya.
Apa itu FOLU Net Sink?
Mengacu pada kondisi di mana sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya secara keseluruhan menyerap lebih banyak karbon daripada yang mereka lepaskan ke atmosfer. Dengan kata lain, sektor ini berfungsi sebagai “penyerap bersih” (net sink) karbon, membantu mengurangi konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer.
Secara teknis:
- Penyerapan Karbon : Ini terjadi ketika vegetasi seperti pohon, tanaman, dan ekosistem alami lainnya menyerap karbon dioksida (CO₂) dari atmosfer melalui proses fotosintesis.
- Pelepasan Karbon : Ini terjadi ketika ada deforestasi, degradasi lahan, pembakaran biomassa, atau konversi lahan yang menyebabkan pelepasan karbon yang tersimpan dalam biomassa dan tanah.
Jika jumlah karbon yang diserap oleh sektor FOLU lebih besar daripada jumlah karbon yang dilepaskan, maka sektor tersebut dikatakan mencapai status Net Sink.
Pentingnya FOLU Net Sink
- Mitigasi Perubahan Iklim : FOLU Net Sink memainkan peran penting dalam upaya global untuk mengurangi emisi GRK dan membatasi kenaikan suhu global sesuai target Perjanjian Paris (misalnya, membatasi pemanasan global di bawah 2°C atau bahkan 1,5°C).
- Keberlanjutan Lingkungan : Mencapai status Net Sink berarti bahwa pengelolaan lahan dilakukan secara berkelanjutan, sehingga ekosistem tetap sehat dan mampu mendukung keanekaragaman hayati serta layanan ekosistem lainnya.
- Kontribusi terhadap NDC : Banyak negara, termasuk Indonesia, memasukkan sektor FOLU dalam Nationally Determined Contributions (NDC) mereka sebagai bagian dari komitmen untuk mengurangi emisi nasional.
Contoh dalam Konteks Indonesia
Indonesia memiliki target untuk mencapai FOLU Net Sink pada tahun 2030 . Ini merupakan bagian dari strategi nasional untuk mengurangi emisi GRK dan memperkuat ketahanan iklim. Beberapa langkah yang dilakukan untuk mencapainya antara lain:
- Reforestasi dan Rehabilitasi Hutan : Menanam kembali lahan yang telah gundul untuk meningkatkan penyerapan karbon.
- Pengendalian Deforestasi : Mengurangi laju deforestasi melalui moratorium izin baru untuk penebangan hutan dan konversi lahan gambut.
- Pengelolaan Lahan Gambut Berkelanjutan : Melindungi dan merehabilitasi lahan gambut untuk mencegah pelepasan karbon dari dekomposisi biomassa.
- Agroforestri dan Pertanian Konservasi : Mengintegrasikan pohon ke dalam sistem pertanian untuk meningkatkan penyerapan karbon.
- Restorasi Mangrove : Memulihkan ekosistem mangrove yang efektif dalam menyerap karbon.
Tantangan dalam Mencapai FOLU Net Sink
Meskipun konsep ini menjanjikan, ada beberapa tantangan yang harus diatasi:
- Deforestasi dan Degradasi Lahan : Aktivitas seperti penebangan liar, konversi hutan menjadi perkebunan, dan pembukaan lahan untuk infrastruktur dapat melepaskan karbon dalam jumlah besar.
- Pembakaran Hutan dan Lahan : Kebakaran hutan dan lahan gambut sering kali menyebabkan pelepasan karbon yang signifikan.
- Koordinasi Antar Sektor : Pengelolaan lahan melibatkan banyak pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, masyarakat lokal, dan sektor swasta, sehingga diperlukan koordinasi yang baik.
- Pembiayaan dan Teknologi : Upaya restorasi dan pengelolaan lahan membutuhkan investasi besar serta teknologi yang tepat untuk memantau dan mengukur penyerapan karbon.
Jadi, FOLU Net Sink adalah kondisi di mana sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya menyerap lebih banyak karbon daripada yang dilepaskan, sehingga berkontribusi positif terhadap mitigasi perubahan iklim. Konsep ini sangat relevan dalam konteks global dan nasional, terutama bagi negara-negara dengan tutupan hutan yang luas seperti Indonesia. Dengan strategi yang tepat, mencapai FOLU Net Sink dapat menjadi langkah penting menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.
FOLU Net Sink adalah kondisi di mana sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya menyerap lebih banyak karbon daripada yang dilepaskan, sehingga berfungsi sebagai penyerap bersih karbon.